February 2013

Lezatnya Budidaya Varietas Unggul Singkong Gajah dan Manggu

  • Peluang Pasar Masih Besar 
  • Untung Bisa di Atas 50% 
Siapa bilang menanam komoditi murah tidak membawa untung besar ? Buktinya tanaman singkong, dengan pemeliharaan yang mudah, tahan hama, kaya manfaat bahkan bisa hidup tanpa dirawat sekalipun serta banyak permintaan, tetap membuat budidaya singkong menjanjikan. Apalagi dengan hadirnya varian singkong unggul seperti Singkong Gajah dan Singkong Manggu. Nah, sejauh mana prospek dan potensi Singkong Gajah dan Singkong Manggu yang kini menjadi tren ?

Singkong atau ketela pohon memang bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini awalnya dikenal di Brazil dan Paraguay, Amerika Selatan dan masuk ke Indonesia pada abad ke-16 melalui orang Portugis. Kini sudah dikenal beragam macam singkong yang berbeda-beda di setiap daerah. Namun kini ada beberapa jenis singkong yang karena keunggulannya banyak dicari masyarakat secara luas di Indonesia alias tren, yakni Singkong Manggu dan Singkong Gajah. 

Singkong Manggu merupakan singkong asal Jawa Barat yang sudah dikenal lama sejak dulu, sedangkan Singkong gajah berasal dari Kalimantan Timur baru ditemukan tahun 2006 dan mulai dikembangkan tahun 2008. Keduanya sangat jauh berbeda baik dari ukuran dan hasil panen per hektar. Singkong Manggu berukuran kecil dengan hasil panen 75-100 ton/hektar dan berdiameter batang 4-5 cm, sedangkan Singkong Gajah memiliki umbi yang sangat besar dengan diameter batang 8 cm (bisa sampai ukuran paha manusia dewasa) dengan hasil panen 150-200 ton/ha. Kedua singkong tersebut merupakan jenis singkong tersebut merupakan jenis singkong konsumsi karena memiliki rasa yang enak dan bisa diolah menjadi aneka macam makanan. Sebut saja, Brownies Singkong, Keripik Singkong, Getuk, Gaplek, Opak, Gorengan Combro/Misro, Tape, Singkong Goreng, Singkong Bakar, Singkong Rebus dan aneka kue dan masakan lainnya. Olahan terbaru adalah Kerupuk dari kulit singkong dan mocaf. 

Manggu berasa manis, sedangkan Singkong Gajah berasa gurih seperti mengandung mentega. Dua jenis singkong ini tidak mengandung racun, mudah dikupas, dagingnya empuk dan renyah, kadar pati tinggi. Sehingga Singkong Manggu dan Singkong Gajah bias digunakan untuk bahan industry, yakni untuk dijadikan tepung, mocaf dan bahan baku bioetanol. 

Prospek. 

Mneurut F. Rahardi, pengamat agribisnis, usaha budidaya singkong dan pembibitannya akan terus berprospek baik. Budidaya singkong akan terus menguntungkan sampai kapanpun. Sebab kebutuhan singkong nasional, maupun dunia akan terus naik. Anas D. Susila, Kepala University Fram menambahkan bahwa budidaya singkong merupakan salah satu usaha yang tahan krisis. Singkong juga tahan ditanam pada lahan kritis, serta tidak perlu banyak pupuk ataupun perawatan. Peta persaingan usaha kedua jenis singkong ini tidak terlalu ketat. Saat ini pelaku budidaya Singkong Gajah masih sedikit ketimbang Singkong Manggu karena memang Singkong Manggu lebih dulu dikenal. Namun mengingat kebutuhannya yang terus meningkat dan selalu terserap pasar membuat pelaku tak perlu bersaing untuk memasarkan hasil panen. Tanaman Singkong Gajah dan Manggu dapat hidup di segala jenis tanah, asalkan bertekstur gembur dan kaya kandungan bahan organik dengan ketinggian daerah 10-700 mdpl (toleran sampai ketinggian 1.500 mdpl). Adapun sentra penanaman singkong tersebar di Pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), Lampung dan Kalimantan. 

 Jenis Unggul. 

Varietas unggul adalah varietas/klon yang memiliki potensi hasil tinggi, seragam dan jenis asal-usulnya. Kunci keberhasilan budidaya tanaman jenis unggul adalah bibit yang baik. Bibit Singkong Gajah dan Manggu biasanya didapat dengan cara stek. Berdasarkan data dari Balitkabi (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian) http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id/, stek umbi-umbian yang baik panjangnya cukup untuk ditanam (sekitar 25 cm), diameter stek tidak terlalu besar atau terlalu kecil dan umur tanaman yang siap diambil steknya adalah 2-3 bulan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan penurunan hasil jika menggunakan turunansingkong terus-menerus (F2, F3,…dan turunan seterusnya). Sebab sejauh ini tidak ada perbedaan hasil umbi, asalkan tanaman tersebut dibudidayakan secara optimal dan tidak mengalami stress dilapang. Pembudidaya memperbanyak bibit dengan cara stek dengan memanfaatkan pohon singkong yang berumur diatas 8 bulan. Tak hanya bibit, kunci keberhasilan penjualan singkong adalah dekat dengan pasar, baik dengan industry rumah tangga pengolahan makanan, pasar rakyat ataupun pabrik pengolahan tepung. Umur panen yang singkat dan rasa yang enak sampai saat ini masih terus digunakan masyarakat sebagai patokan nilai ekonomis. Singkong Gajah sudah bias dipanensejak umur 6 bulan dengan rata-rata 20 kg umbi per batang, sedangkan Singkong Manggu bias dipanen sejak umur 7 bulan dengan hasil rata-rata 5-7 kg umbi per batang. Bahkan dari pengalaman Ariyanto pembudidaya Singkong Gajah, dari satu batang pohon bias dipanen umbi singkong sampai 80 kg dan Andi Bunyaman, pembudidaya Singkong Manggu bias memanen umbi singkong dengan bobot mencapai 20 kg dari 1 batang pohon. Sedangkan singkong biasa baru bisa dipanen untuk konsumsi setelah umur 9 bulan dengan hasil umbi 2-3 kg per batang. Pengolahan umbi singkong juga tergantung umur panen, karena semakin tua kandungan patinya semakin banyak sehingga kurang cocok dimakan langsung. Sebagai contoh, Singkong Gajah bisa dimakan langsung jika dipanen umur 6-8 bulan, dan umur 8 bulan ke atas lebih cocok dijadikan makanan olahan, sedangkan singkong umur panen 10 bulan lebih baik dijadikan tepung dan bioetanol. Selain keunggulan tersebut, Singkong Gajah lebih memiliki perakaran yang kuat sehingga bisa menyerap banyak air, yang sangat berguna untuk irigasi dan pengendalian banjir. Kandungan sianida yang relative rendah, membuat daunnya aman bila langsung dimakan hewan ternak tanpa menimbulkan efek negative keracunan sianida, yang bisa membuat kematian akut dengan perubahan warna darah menjadi merah terang. 

Pemasaran. 

Ada baiknya para pelaku usaha selain mempromosikan singkongnya dengan menonjolkan umur panen dan bobot umbi segar, juga menyertakan data kandungan pati (karbohidrat) dalam tiap kg singkong segar. Karena dengan adanya nilai tambah tersebut, pelaku dapat menentukan patokan harga jual dan meningkatkan harga jual singkong ke para pedagang. Saat ini harga jual Singkong Gajah dari kebun Rp. 1000-1200 /kg. bibit Singkong Gajah hanya 500 untuk bibit setinggi 20 cm dan bibit Singkong Manggu Rp. 800 untuk setinggi 130 cm. rantai pemasaran singkong dari kebun ke supplier kemudian ke konsumen, dengan harga jual Rp. 1500-2500/kg untuk Singkong Gajah dan Singkong Manggu Rp. 1600/kg. 
          Cara pengirirman baik bibit atau umbi juga sangat mudah, cukup dimasukkan ke dalam karung plastic karena umbi singkong tidak mudah rusak seperti komoditas pertanian lainnya. Bibit juga cukup diikat setelah dipotong, baru dimasukkan ke dalam kardus besar atau karung plastik. Bahkan bias juga tanpa kemasan. 

Pemula. 

Selain memperhatikan bibit, diharapkan para pelaku pemula juga menggunakan pupuk organic cair dan pupuk hayati, sebab dapat mengurangi biaya penggunaan pupuk anorganik/kimia yang cukup mahal. Kelestarian lingkungan juga tetap terjaga sehingga bekas lahan penanaman tidak keras atau kering. Minimal lahan yang bisa digunakan untuk belajar berbisnis sekitar 1.000 m2, sedangkan untuk skala komersial seluas 1 ha yang modalnya bisa di bawah Rp. 25 juta untuk membiayai 1 periode tanam. Walaupun singkong bisa tetap hidup tanpa dirawat dan dipupuk, tetapi untuk skala komersial dan hasil yang memuaskan, para pelaku sebaiknya memberikan perlakuan tertentu. Seperti Andi Bunyamin, pengusaha Singkong Manggu yang menggunakan pupuk organic cair merek Star Humic yang dicampur dengan pupuk hayati Feng Shou. Hal serupa dilakukan oleh Ariyanto, pengusaha Singkong Gajah yang mengaplikasikan pupuk cair organic MIG-6 Plus pada tanaman Singkong Gajahnya. Dengan perawatan yang intensif bisa dipanen Singkong Gajah dengan berat 80 kg dan satu batang pohon dan Singkong Manggu sampai 20 kg dari 1 batang pohon.

Risiko. 

Untuk mengatasi pasokan panen yang berlimpah dan jatuhnya harga jual, diperlukan pengaturan pola tanam (saat tanam dan umur panen). Atur waktu tanam secara bergantian antara lahan satu dengan lainnya, sehingga umur panen tidak berbarengan antara lahan satu dengan lahan lain. Hal ini juga membuat ketersediaanstok panen kontinu, sehingga dapat membantu pihak industri yang sangat membutuhkan pasokan kontinu. Khusus hama penyakit, untuk budidaya singkong dirasa tidak terlalu terganggu, sebab tanamansudah dipelihara dengan pemberian pupuk yang cukup. 

Untung Besar. 

Baik budidaya Singkong Manggu maupun Gajah, keduanya sama-sama memberikan untung besar, seperti yang dialami Ariyanto, pembudidaya Singkong Gajah dengan keuntungan sampai 75% dan Andi Bunyamin yang membudidayakan Singkong Manggu dengan keuntungan 58%. Hal ini terjadi karena tanaman mudah ditanam dan dirawat serta tidak memerlukan tenaga kerja banyak. Tenaga kerja borongan banyak dibutuhkan hanya ketika proses panen. Biaya produksi juga tidak besar, karena keduanya bisa mengurangi biaya pembelian pupuk kimia dengan menggunakan pupuk organic cair dan pupuk hayati. Eka, Tim Agri

Perhitungan Usaha 

Budidaya Singkong Unggul Singkong kini naik daun. Meski harganya cukup murah, namun kegunaannya semakin beragam, sehingga semakin banyak dibutuhkan baik oleh rumah tangga, industri makanan, industri tepung sampai menjadi bahan bioetanol. Belum lama ini terdapat beberapa jenis singkong yang banyak dicari orang yakni Singkong Gajah dan Singkong Manggu. Keduanya sangat cocok digunakan sebagai bahan baku mocaf, kue, penganan, kripik, dan lainnya. Bagi Anda yang ingin turut ambil bagian memanfaatkan usaha yang murah dan mudah tersebut, berikut kami berikan contoh gambaran perhitungan di awal usaha budidaya singkong jenis gajah. 


Read more »»  

Prospek Cerah Ternak Kroto untuk Pakan Ikan dan Burung

  • Keuntungan hingga 30%  
Kebutuhan kroto sebagai pakan burung peliharaan dan pakan ikan yang dipancing tak pernah surut. Bahkan kian meningkat seiring bertambahnya para pecinta burung dan pehobis pancing ikan. Saying tidak sepanjang tahun ketersediaan kroto di alam bisa mencukupi kebutuhan pasar. Sehingga muncul peluang usaha budidaya semut rangrang penghasil kroto. Sejauh mana prospek dan perkembangan usaha ini? 

Hampir semua pecinta burung kicauan dan penghobi memancing mengenal kroto. Kroto adalah anakan semut rangrang (Oecophylla smaragdina) baik berupa telur, larva dan pupa. Kroto memiliki warna putih agak bening, mengandung banyak air dan kaya akan protein dan vitamin. “Semua semut bisa diternak sejak lama. Di Eropa sudah sejak abad pertengahan, orang memelihara semut untuk memakan, yang tulangnya akan digunakan sebagai peraga. Semut rangrang sudah dikenal sejak dulu di seluruh dunia karena berjasa untuk mengusir hama di perkebunan buah, kopi, cokelat, dll. Namun ternak semut rangrang sebagai pakan burung ocehan, baru tumbuh di Indonesia satu sampai dua tahun lalu,”ungkap F. Rahardi, pengamat agribisnis.

Selama pasokan kroto di pasaran sangat bergantung pada hasil tangkapan alam para pemburu kroto. Kroto biasanya dijumpai di pepohonan, namun tidak setiap saat ada terutama pada saat musim hujan. Hal itulah usaha ternakl kroto guna mengejar produksi. 

Prospek dan Persaingan 
Menurut F. Rahardi kebutuhan kroto telur, larva, dan pupa semut rangrang prospeknya cukup bagus karena saat ini semakin berkembang pencinta hewan peliharaan seperti burung peliharaan dan pecinta hobi memancing ikan. Selama ini kroto banyak diburu dari alam, namun pada musim hujan populasi semut rangrang di alam menyusut. Sehingga pasokan ke pedagang kroto berkurang. Ditambah lagi pembudidaya semut rangrang penghasil kroto belum banyak. Hal ini membuat berapa pun jumlah panen kroto dari para peternak pasti habis terserap pasar. 

Semut Rangrang 
Semut rangrang atau Oecophylla smaragdina merupakan jenis semut api. Si kecil merah ini selain menghasilkan kroto sebagai umpan ikan dan burung kicauan peliharaan, juga memiliki banyak manfaat yang bias digunakan bagi masyarakat, juga memiliki banyak manfaat yang digunakan bagi masyarakat. Di antaranya sebagai pembasmi dan pengendali hama tanaman. Berdasarkan informasi dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian, semut rangrang bias digunakan untuk mengendalikan hama ulat bulu yang pernah mewabah di Indonesia. Sehingga tidak perlu membeli insektisida lagi. Dengan kata lain bias digunakan dalam menghasilkan produk pertanian organik ataupun menekan biaya produksi tanaman/buah. Semut rangrang juga membantu penyerbukan jenis tanaman tertentu, dan sebagai indicator kedaan udara di suatu lingkungan, karena sifatnya pe terhadap perubahan udara. 

Produksi 
Ternak kroto sangat mudah dilakukan. Selain cepat menghasilkan, tidak membutuhkan modal besar, peralatan yang dibutuhkanpun sangat sederhana, yakni rak kayu/bamboo, toples plastik, ember dan kotak kardus sebagai pengemas. Tak hanya itu, pakan yang dibutuhkan selama memelihara semut rangrang untuk menghasilkan kroto cukup mudah, misalnya belalang, ngengat, cecak, kecoa, laron, sisa ikan, telur, daging serta air gula. Habitat asli semut rangrang tergantung ketinggian tempat, yakni 0-800 mdpi. Namun semua wilayah di Indonesia sebenarnya masih sangat potensial untuk budidaya kroto. Ketika sudah memasuki tahap budidaya, ketinggian tempat bukan lagi maslah karena bias disiasati dengan berbagai cara. Yang penting harus diperhatikan adalah semut rangrang yang diternakan untuk diambil krotonya jangan sampai terkena angin kencang, sinar matahari langsung atau air hujan karena bisa membuat semut mati. Jadi sebaliknya usaha ternak kroto bisa dilakukan di dalam rumah atau gudang. Anda juga bisa membudidaya kroto secara alami, misalnya memelihara semut rangrang pada pohon tahunan berupa pohon buah-buahan yang daunnya lebar, seperti mangga, nangka, mahoni, jambu air, jambu mete, randu dan sebagainya. Namun cara ini jarang digunakan jika untuk mengejar produksi, sebab perkembangan semut sulit dikontrol. Dalam budidaya kroto terdapat pergeseran tren, jika sebelumnya ternak kroto dilakukan di batang bamboo, kini ada cara yang lebih mudah dan bisa dikendalikan. Karena cara lama cukup membuat orang kesulitan ketika panen, yang mana semut rangrang sulit diatur karena keluar dari bambu ketika dibelah pada proses panen kroto menggunakan. Seperti yang dialami Marya Ulfa, peternak kroto Bogor. Kini cara terbaru dalam peternakan kroto menggunakan toples berbahan plastic sebagai wadah dan rak sebagai tempat penyimpanan toples. Selain semut dijamin tidak melarikan diri, proses panen kroto juga tidak sulit. Dengan cara ini, hasil kroto pun jauh lebih bersih dibandingkan hasil tangkapan alam, sehingga pasti para pedagang sangat menyukainya. Secara alami semut rangrang bisa menghasilkan kroto sebanyak 1 kg selama 10 hari. 

Pemasaran. 
Potensi pasar kroto terbesar adalah pemeliharaan burung kicauan, pemancing ikan dan nelayan. Maka penjualan menjadi lebih mudah, jika peternak mudah dijual dan harganya lebih mahal dibandingkan jika menjual kroto yang sudah mati alias dalam bentuk kering. Harga kroto kering rata-rata 50% lebih rendah daripada kroto fresh. Hal itu karena umumnya burung lebih menyukai kroto yang masih hidup. Sayangnya kroto hidup hanya mampu bertahan selama 2-3 hari. Sedangkan kroto kering bisa disimpan sampai 6 bulan lamanya. Saat ini harga kroto berada di kisaran Rp. 100-150 ribu/kg, sedangkan harga bibit kroto (semut merah yang dipelihara untuk menghasilkan kroto) Rp. 65-75 ribu/toples ukuran 1 liter sampai Rp. 350 ribu/toples ukuran 5 liter. Rantai pemasarannya yakni dari produsen ke pengepul, lalu dijual ke pedagang/toko pakan burung, kemudian ke pengecer kecil, barulah ke tangan konsumen. Jika peternakan ingin mendapatkan keuntungan lebih besar, bisa langsung menjual kroto ke konsumen misalnya pemancingan, nelayan atau pecinta burung peliharaan. Bagi pemula disarankan memulai usaha ini dengan membeli bibit kroto berupa semut rangrang siap bertelur (terdiri atas sarang semut rangrang berisi koloni semut yang terdiri dari ratu semut, semut jantan, semut prajurit dan semut jantan) yang biasanya dijual dalam kemasan toples. Barulah bibit kroto tersebut dipelihara sekitar 4-6 bulan sampai menghasilkan kroto pada panen pertama, dan selanjutnya bisa dipanen setiap hari. Ada baiknya para pemula telah memiliki target pasar, misalnya pecinta burung atau pemancingan dan toko penjual apakan atau poultry shop terdekat. Sehingga nantinya, ketika bibit telah menghasilkan, kroto bisa langsung terjual. Usahakan bisa menyediakan kroto dalam bentuk fresh alias masih hidup karena di samping harga jualnya lebih mahal, brurng juga lebih menyukai dan kicauan suara burung akan lebih baik. Sebagai permulaan bisa cukup dengan membeli 10 toples bibit kroto. 

Untung Besar. 
Anda bisa menjalankan usaha sebagai penyedia bibit kroto (semut rangrang yang dipelihara dalam toples) dan atau peternak kroto. Masing-masing usaha tersebut sama-sama mampu memberikan untung besar di atas 50 %. Seperti yang telah dialami Marya Ulfa, peternak kroto di Bogor yang mendapat untung sekitar 66% dan Yudhistira Satyadharma, penyedia bibit kroto yang memperoleh dalam jumlah besar seperti tidak perlu sewa lahan, mengingat cukup dilakukan di dalam ruangan di rumah seperti di gudang. Selain itu pakan semut rangrang yang mudah dijumpai dan harganya terjangkau. Bibit kroto (semut rangrang) yang telah menghasilkan kroto juga bisa di panen setiap hari setelah dipelihara selama 4-6 bulan. Jadi jangan lewatkan peluang bisnis kroto yang minim risiko dan masih besar pasarnya. Eka (Tim Agrobisnis). 

Perhitungan Usaha Ternak Kroto 
Kroto merupakan pakan alternative untuk burung dan ikan yang kaya akan protein dan vitamin. Kroto juga dapat membuat kicauan burung lebih merdu dan bulu lebih mengkilap. Kroto adalah telur dari semut rangrang, yang merupakan campuran larva dan pupa semut rangrang. Selama ini kroto hanya didapat berdasarkan tangkapan dari alam. Sayangnya pada musim tertentu, ketersediaan kroto di alam menipis. Untuk itu diperlukan usaha budidaya guna menambah pasokan yang ada dipasaran. Sehingga tak heran kini mulai banyak peternak-peternak kroto dan penghasil bibit kroto yang memanfaatkan peluang tersebut. Nah bagi Anda yang tertarik usaha ternak kroto yang mudah ini, berikut contoh gambaran awal usaha ternak kroto. 

Direktori Usaha Kroto
  1. Maryam Ulfa. Jl. Nanggewer Kp. Blok Rawa No. 127, Rt.16/07, Bogor Telp : 0852 9369 0544 Email : iraztata@yahoo.com Website : www.wong-dota.blogspot.com 
  2. Hans Perumahan Pelemsewu Baru No. G-3, Sewon Bantul Telp : 0878 3938 3789, 0817 4129 998 http://www.semutkrotoindonesia.blogspot.com 
  3. Abah Uus Jl. Caringin, Gg. Keluarahan No. 1 Rt. 02/04, Bandung 40223 Telp. 022-5425688, 081395067717, 087825998009 Email : jangkrikbandung@gmail.com Website : www.jangkrikbandung.tk 
  4. Agus Harianto Jl. Mertojoyo Blok N, No. 2 Malang Telp : 0341-9127374, 081555640540 Email : sentralternak@yahoo.com 
  5. Ajitek Agromediasindo Jl. Wates KM.5 Delingsari, Ambarketawang, Gamping, Yogyakarta Telp : 0274-373587, 0812 2782 5578, 0878 5927 0199 BB : 30E0D10D Email : tanyaajiponto@gmail.com 
  6. ZILDAN Firdaus Jl. Raya Tembus Magelang, Temanggung – Jawa Tengah Telp : 0813 9183 3938
  7. Bayou Jl. Gunung Salak Utara Perum Pradasari a 10 Denpasar – Bali Telp : 0813 37339 77703 
 B. PELATIHAN PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA KROTO 
  1. Duto Sri Cahyono Ngabeyan RT. 03 RW.02 Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah 57165 Telp : 0857 2739 1224, 0853 2728 6699 Website : http://www.krotosemut.com http://www.krotosemut.com/2011/10/21/video-penangkaran-semut/ 
  2. Laskar Kroto Jl. Raya Sugio – Lamongan 62253, Jawa Timur Email : lascar.kroto@gmail.com Telp : 0853 3035 3327 
  3. Abah Uus Jl. Caringin, Gg.Kelurahan No. 1 RT.02/04, Bandung 40223 Telp : 022-5425688, 0813 95067717, 087825998009 
  C. SUPPLIER 
  1. Kroto Rahmat Tangerang Telp : 087771775969, 021 92465121 
  2. Ternak Semut Jl. Raya Jababeka, Cikarang – Bekasi, Karawang Telp /Hp : 0878 72206457, 082122847036 
  3. Semut Rangrang Temanggung, Jawa Tengah 56260 Telp : 0812225315231 Pin BB : 226D7C28 Email : krotoproduction@ymail.com 
  4. Semut Rangrang88 Pladen, Kudus 5900, Jawa Tengah Telp : 085727883763
Read more »»  

Back to Top